Jumat, 25 Juni 2021

kultur sekolah, aktivitas siswa, dan pembelajaran

 

Nama                           : Ikram Maulana (11901181)

Kelas                           : PAI 4/E

Makul                          : Magang 1

Dosen Pengampu        : Farninda Aditya, M.Pd

Tugas                           : Laporan Hasil Bacaan

 

Kultur Sekolah, Aktivitas Siswa, dan Pembelajaran

            Assalamu’alaikum warahmatullahi Wabarokatuh, yang pertama-tama hendaklah kita bersyukur kepada tuhan yang maha esa yang mana karena karunianyalah kita dapat bertemu kembali, nah dipertemuan kali ini kita akan membahas mengenai Kultur sekolah, aktivitas siswa, dan pembelajaran yang mereka lakukan. Untuk memulai pembahasan ini, mungkin sebaiknya kita mengetahu apa itu sekolah terlebih dahulu.

            Sekolah merupakan lembaga untuk para siswa pengajaran siswa/murid di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa mengalami kemajuan melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar di sekolah. Jadi dapat kita simpulkan bahwasannya sekolah adalah tempat dimana seseorang mendapatkan suatu pendidikan secara formal. Lalu apa hubungannya dengan kultur sekolah, aktivitas siswa, dan pembelajaran, tentu saja hal ini sangat berhubungan dikarenkan didalam suatu kelembagaan pendidikan mempunyai semua aspek yang kita sebutkan diatas tadi. Jika ingin mengetahui lebih lanjut mari kita bahas satu persatu mulai dari kultur sekolah.

            Kamus Sosiologi Modern menyatakan bahwa kultur adalah totalitas dalam sebuah organisasi, way of life, termasuk nilai-nilai, norma-norma dan karya-karya yang diwariskan antar generasi. Kultur merupakan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh individu dan kelompok yang dapat ditunjukkan oleh perilaku organisasi yang bersangkutan.

            Kultur sekolah adalah pola nilai, keyakinan dan tradisi yang terbentuk melalui sejarah sekolah (Deal dan Peterson, 1990). Stolp dan Smith (1994) menyatakan bahwa kultur sekolah adalah pola makna yang dipancarkan secara historis yang mencakup norma, nilai, keyakinan, seremonial, ritual, tradisi dan mitos dalam derajat yang bervariasi oleh warga sekolah.  Kultur sekolah adalah budaya sekolah yang menggambarkan pemikiran-pemikiran bersama (shared ideas), asumsi-asumsi (assumptions), nilai-nilai (values), dan keyakinan (belief) yang dapat memberikan identitas (identity) sekolah yang menjadi standar perilaku yang diharapkan. (Zamroni, 2009).  Lembaga sekolah sebagai pihak internal  seharusnya membangun kultur sekolah berdasarkan pemikiran-pemikiran lembaga yang ditunjang oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah, perilaku guru dan siswa serta pegawai dalam memberikan layanan kepada para siswa, orang tua, dan lingkungannya sebagai pihak eksternal. Kultur positif sekolah seharusnya menjadi kekuatan utama dalam mengarahkan seluruh warga sekolah menuju perubahan-perubahan positif.  Pada umumnya setiap sekolah telah memiliki kulturnya sendiri namun sekolah yang berhasil adalah sekolah yang memiliki kultur positif yang sejalan dengan visi dan misi sekolah.

Adapun fungsi dari kultur sekolah adalah, dalam upaya meningkatkan mutu sekolah dituntut untuk terus menerus melakukan perbaikan, pengembangan kualitasnya melalui peningkatan kultur sekolah. Kultur sekolah memegang peranan penting dalam peningkatan mutu karena memiliki empat fungsi, yaitu:

1.      Sebagai alat untuk membangun identitas (jati diri).

2.      Kultur sekolah akan mendorong warga sekolah untuk memiliki komitmen yang tinggi.

3.      Kultur sekolah akan mendorong terbentuknya stabilitas dan dinamika sosial yang berkualitas.  Hal ini penting agar lingkungan sekolah menjadi kondusif tidak terganggu oleh konflik yang akan menghambat peningkatan mutu pendidikan.

4.      Kultur sekolah akan membangun keberartian lingkungan yang positif bagi warga sekolah.

Jadi kesimpulan yang bisa kita ambil dari pembahasan mengenai kultur sekolah ini adalah Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan seyogyanya memiliki kultur sekolah yang positif agar secara terus menerus dapat meningkatkan mutunya. Kultur sekolah yang positif akan menyemaikan nilai-nilai kehidupan dan kemanusiaan sehingga sekolah benar-benar dapat menjadi agen perubahan untuk menjadikan manusia Indonesia yang utuh, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berahlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kultur sekolah harus dibangun berlandaskan visi, misi dan tujuan sekolah dengan menerapkan manejemen partisipatif dan terbuka sehingga benar-benar dipahami dan dihayati oleh seluruh warga sekolah dan para pemangku kepentingan sehingga dapat diimplemntasikan secara ikhlas dan konsisten untuk mencapai cita-cita yang telah ditetapkan dalam visi dan tujuan sekolah.  Jika diimplementasikan dengan baik dan konsisten, kultur sekolah dapat meningkatkan kualitasnya secara terpadu untuk kepuasan pelanggan, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal.

Setelah kita memahami mengenai kultur sekolah sekarang kita lanjutkan kepembahsan mengenai aktivitas siswa. merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam kelas pada saat proses pembelajaran yang menghasilkan suatu prilaku yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Adapun contohnya seperti hasil penelitian yang dilakukan Desi Sumiati yaitu

Hasil penelitian menunjukkan dari 6 indikator mengenai aktivitas belajar siswa, dan strategi untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran Geografi dapat di ungkapkan sebagai berikut :

Pertama: Dilihat dari aktivitas belajar siswa. Mendengarkan merupakan salah satu aktivitas siswa saat proses pembelajaran, dengan mendengarkan guru menerangkan dengan sebaik mungkin siswa mampu mencerna dan memahami apa saja materi yang disampaikan guru. Saat pengamatan terlihat siswa sangat antusias sekali mendengarkan guru yang sedang menerangkan karena guru Geografi yang mengajar suaranya sangat lantang dan keras sampai kedengaran diluar kelas, dan memang diakui guru Geografi ini sangat terkenal dengan suaranya yang lantang yang membuat siswa senang belajar dengan guru Geografi ini, itu diuangkapkan siswa yang peneliti wawancarai. Dilihat dari aktivitas membaca ketika diberi kesempatan membaca, Membaca merupakan hal yang penting dilakukan saat proses pembelajaran, dengan kata lain dengan membacalah kita bisa mendapatkan ilmu yang diberikan guru, saat pengamatan siswa membaca buku atau LKS mengenai materi yang akan diajarkan guru tersebut, dan siswa juga mengungkapkan bahwasanya dirumah siswa juga sering membaca LKS yang dimiliki untuk dibaca. Dilihat dari aktivitas mengacungkan tangan : Mengacungkan tangan merupakan salah satu aktivitas dalam kelas saat proses pembelajaran, baik itu mengacungkan tangan saat guru memberikan pertanyaan, mengeluarkan pendapat maupun saat bertanya materi pelajaran yang kurang dimengerti. Pada saat pengamatan peneliti melihat bahwa siswa-siswa tidak ada yang mengacungkan tangan saat guru menjawab pertanyaan, mereka menjawab pertanyaan secara bersamaan tanpa mengacungkan tangan. Jadi disimpulkan di kelas XI IS 1 ini aktivitas mengacungkan tangan sangat kurang aktif sekali.Dilihat dari aktivitas memberikan jawaban saat diberi pertanyaan : Menjawab merupakan salah satu respon siswa terhadap sejumlah kemampuan siswa pada materi pelajaran yang telah disampaikan. Dengan berani dan mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru Geografi berarti ada keberhasilan antara guru Geografi yang menyampaikan materi pelajaran dengan siswa yang menangkap sejumlah materi yang disampaikan. Siswa yang biasa menjawab pertanyaan dari guru Geografi dengan benar biasanya aktif ketika megikuti pelajaran dan suka menyimak materi pelajaran dari awal sampai akhir ketika guru sedang menerangkan materi pelajaran. Dilihat dari aktivitas bertanya ketika diberi kesempatan bertanya : Keberanian bertanya merupakan modal utama bagi siswa untuk menghindari ketidak tahuan permasalahan yang dihadapinya. Keberanian bertanya akan tumbuh apabila guru yang bersangkutan mampu memotivasi para siswa untuk bertanya dan sistem pengajaran yang diberikan oleh guru Geografi harus memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Bagi siswa yang rajin bertanya tentunya akan mendapat pengetahuan dengan cepat dan akan lebih korektif terhadap kekurangan yang ada pada dirinya. Pada diri siswa terdapat rasa ingin tahu terhadap permasalahan-permasalahan yang dekat dengan lingkungannya. Dengan dasar kemampuan yang dimilikinya siswa selalu ingin mengemukakan gagasan-gagasan baru, sikap inilah yang dianggap sebagai aktivitas yang dapat membantu kegiatan proses belajar mengajar yang dinamis dan harmonis. Di kelas XI IS 1 aktivitas bertanya tidak ditemukan saat peneliti melakukan pengamatan, disimpulkan aktivitas bertanya kurang aktif dilakukan, itu disebabkan kurangnya kepercayaan diri siswa.

Kedua : Dalam proses pembelajaran seorang guru harus mampu atau mempunyai strategi[1]strategi untuk mengaktifkan siswanya, agar proses pembelajaran dalam kelas bisa bersifat interaktif, dimana terlihat dari hasil pengamatan siswa-siswa kelas XI IS 1 aktivitasnya rendah, maka diperlukan strategi guru untuk mengaktifkan siswanya : 1) Memberikan materi dengan semenarik mungkin, agar siswa mengerti apa yang disampaikan guru, 2) Sering-sering memberikan contoh dari materi yang disampaikan dengan kehidupan sehari-hari karena geografi merupakan mata pelajaran yang menyangkut dengan lingkungan hidup, 3) Sering melakukan metode diskusi, agar siswa bisa mengeluarkan pendapatnya, itu merupakan salah satu cara mengaktifkan siswa dalam kelas, 4) Memberikan LKS(lembar kerja siswa), agar siswa bisa sambil membaca apa yang disampaikan guru dalam kelas bisa menambah wawasan siswa

Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang juga berperan dalam menentukan keberhasilan siswa. Dari proses pembelajaran itu akan terjadi sebua kegiatan timbal balik antara guru dengan siswa untuk menuju tujuan yang lebih baik. Oleh karena itu, untuk melakukan sebuah pembelajaran, terlebih dahulu harus dipahami pengertian dari kata pembelajaran. Proses pembelajaran adalah sebuah proses yang di dalam nya terdapat interaksi antara guru dengan siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Dalam proses pembelajaran, Guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak bias dipisahkan. Antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasih belajar siswa dapat tercapai secara optimal. Dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran adalah segala upaya Bersama antara guru dengan murid untuk berbagi dan mengolah informasi, dengan harapan pengetahuan yang diberikan bermanfaat dalam diri siswa dan menjadi landasan belajar yang berkelanjutan, serta diharapkan adanya perubahan-perubahan yang lebih baik untuk mencapai suatu peningkatan yang positif yang ditandai dengan perubahan tingkah laku individu demi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif yang efisien. Sebuah proses pembelajaran yang baik akan membentuk kemampuan intelektual, berfikir kritis dan munculnya kreatifitas secara perubahan prilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalamannya.

Tujuan pembelajaran sebenarnya adalah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan intelektual para siswa dan merangsang keingintahuan serta memotivasi kemampuan mereka. Tujuan pembelajaran dibagi menjadi 3 kategor yaitu: Kemampuan intelektual (kognitif), perkembangan moral (afektif), keterampilan (psikomotorik).

1.      Kognitif Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individu mengenal dunia sekitar nya yang meliputi perkembangan intelektual.

2.      Afektif Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, nilai-nilai yang disebut juga perkembangan moral

3.      Psikomotrik Tujuan psikomotrik adalah menyangkut perkembangan keterampilan yang mengandung unsur-unsur motorik sehingga siswa mengalami perkembangan yang maju dan positif.

Tujuan pembelajaran didalamnya terdapat rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus di capai oleh siswa atau peserta didik setelah menyelesaikan kegiatan belajar dalam proses pengajaran. Oleh karena itu tujuan pembelajaran yang disampaikan guru harus bermanfaat bagi siswa dan sesuai dengan karakteristik siswa supaya tujuan tersebut tercapai secara optimal. Agar segala kesepakatan dari awal yang telah di sepakati tercapai sesuai apa yang diharapkan hal ini didasarkan sebagai pendapat tentang makna tujuan pembelajaran, pengertian lain menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan mengenai keterampilan atau konsep yang di harapkan dapat di kuasai oleh peserta didik pada akhir priode pembelajaran yang sesuai dengan arahan dan rangkaian aktivitas yang di lakukan dalam proses pembelajaran yang dirumuskan dalam bentuk prilaku yang spesifik,actual dan terukur sesuai yang di harapkan terjadi, dimiliki dan dikuasai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran tertentu.

Jadi kesimpulan yang bisa kita ambil setelaj mengetahui pengertian mengenai ketiga hal tersebut kita bisa tau bahwasannya segala sesuatu yang ada diatas saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang mana jika salah satu saja hilang dari salah satu diatas akan mengacaukan prosenya mencapai tujuan yang Ingin dicapai sekolah atau lembaga pendidikan tersebut.

Referensi

Zamroni  (2009). Panduan Teknis Pengembangan Kultur Sekolah, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Sulfemi, Wahyu Bagja (2019) Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Media Miniatur Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Jakarta

Sagala, syaiful. (2009).Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

 

Manajemen Kelas

  Nama    : Ikram Maulana Kelas    : PAI 4/E NIM     : 11901181   MANAJEMEN KELAS Assalmu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, berj...