Nama : Ikram Maulana
(11901181)
Kelas : PAI 4/E
Makul : Magang 1
Dosen
Pengampu : Farninda Aditya, M.Pd
Tugas : Laporan Hasil
Bacaan
Kultur Sekolah, Aktivitas Siswa,
dan Pembelajaran
Assalamu’alaikum warahmatullahi
Wabarokatuh, yang pertama-tama hendaklah kita bersyukur kepada tuhan yang maha
esa yang mana karena karunianyalah kita dapat bertemu kembali, nah dipertemuan
kali ini kita akan membahas mengenai Kultur sekolah, aktivitas siswa, dan
pembelajaran yang mereka lakukan. Untuk memulai pembahasan ini, mungkin
sebaiknya kita mengetahu apa itu sekolah terlebih dahulu.
Sekolah merupakan lembaga untuk para
siswa pengajaran siswa/murid di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara
memiliki sistem pendidikan formal yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa
mengalami kemajuan melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar di sekolah. Jadi
dapat kita simpulkan bahwasannya sekolah adalah tempat dimana seseorang
mendapatkan suatu pendidikan secara formal. Lalu apa hubungannya dengan kultur
sekolah, aktivitas siswa, dan pembelajaran, tentu saja hal ini sangat
berhubungan dikarenkan didalam suatu kelembagaan pendidikan mempunyai semua
aspek yang kita sebutkan diatas tadi. Jika ingin mengetahui lebih lanjut mari
kita bahas satu persatu mulai dari kultur sekolah.
Kamus
Sosiologi Modern menyatakan bahwa kultur adalah totalitas dalam sebuah
organisasi, way of life, termasuk nilai-nilai, norma-norma dan karya-karya
yang diwariskan antar generasi. Kultur merupakan kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan oleh individu dan kelompok yang dapat ditunjukkan oleh perilaku
organisasi yang bersangkutan.
Kultur sekolah adalah pola nilai, keyakinan
dan tradisi yang terbentuk melalui sejarah sekolah (Deal dan Peterson, 1990).
Stolp dan Smith (1994) menyatakan bahwa kultur sekolah adalah pola makna yang
dipancarkan secara historis yang mencakup norma, nilai, keyakinan, seremonial,
ritual, tradisi dan mitos dalam derajat yang bervariasi oleh warga
sekolah. Kultur sekolah adalah budaya sekolah yang menggambarkan
pemikiran-pemikiran bersama (shared ideas), asumsi-asumsi (assumptions),
nilai-nilai (values), dan keyakinan (belief) yang dapat memberikan identitas (identity)
sekolah yang menjadi standar perilaku yang diharapkan. (Zamroni, 2009).
Lembaga sekolah sebagai pihak internal seharusnya membangun kultur
sekolah berdasarkan pemikiran-pemikiran lembaga yang ditunjang oleh gaya
kepemimpinan kepala sekolah, perilaku guru dan siswa serta pegawai dalam
memberikan layanan kepada para siswa, orang tua, dan lingkungannya sebagai
pihak eksternal. Kultur positif sekolah seharusnya menjadi kekuatan utama dalam
mengarahkan seluruh warga sekolah menuju perubahan-perubahan positif.
Pada umumnya setiap sekolah telah memiliki kulturnya sendiri namun
sekolah yang berhasil adalah sekolah yang memiliki kultur positif yang sejalan
dengan visi dan misi sekolah.
Adapun
fungsi dari kultur sekolah adalah, dalam upaya meningkatkan mutu sekolah
dituntut untuk terus menerus melakukan perbaikan, pengembangan kualitasnya
melalui peningkatan kultur sekolah. Kultur sekolah memegang peranan penting
dalam peningkatan mutu karena memiliki empat fungsi, yaitu:
1. Sebagai
alat untuk membangun identitas (jati diri).
2. Kultur
sekolah akan mendorong warga sekolah untuk memiliki komitmen yang tinggi.
3. Kultur
sekolah akan mendorong terbentuknya stabilitas dan dinamika sosial yang
berkualitas. Hal ini penting agar lingkungan sekolah menjadi kondusif
tidak terganggu oleh konflik yang akan menghambat peningkatan mutu pendidikan.
4. Kultur
sekolah akan membangun keberartian lingkungan yang positif bagi warga sekolah.
Jadi
kesimpulan yang bisa kita ambil dari pembahasan mengenai kultur sekolah ini
adalah Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan seyogyanya memiliki kultur
sekolah yang positif agar secara terus menerus dapat meningkatkan mutunya.
Kultur sekolah yang positif akan menyemaikan nilai-nilai kehidupan dan
kemanusiaan sehingga sekolah benar-benar dapat menjadi agen perubahan untuk
menjadikan manusia Indonesia yang utuh, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berahlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kultur sekolah harus
dibangun berlandaskan visi, misi dan tujuan sekolah dengan menerapkan manejemen
partisipatif dan terbuka sehingga benar-benar dipahami dan dihayati oleh
seluruh warga sekolah dan para pemangku kepentingan sehingga dapat
diimplemntasikan secara ikhlas dan konsisten untuk mencapai cita-cita yang
telah ditetapkan dalam visi dan tujuan sekolah. Jika diimplementasikan
dengan baik dan konsisten, kultur sekolah dapat meningkatkan kualitasnya secara
terpadu untuk kepuasan pelanggan, baik pelanggan internal maupun pelanggan
eksternal.
Setelah
kita memahami mengenai kultur sekolah sekarang kita lanjutkan kepembahsan
mengenai aktivitas siswa. merupakan segala
kegiatan yang dilakukan dalam kelas pada saat proses pembelajaran yang
menghasilkan suatu prilaku yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Adapun contohnya seperti hasil penelitian
yang dilakukan Desi Sumiati yaitu
Hasil
penelitian menunjukkan dari 6 indikator mengenai aktivitas belajar siswa, dan
strategi untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran Geografi dapat di
ungkapkan sebagai berikut :
Pertama:
Dilihat dari aktivitas belajar siswa. Mendengarkan merupakan salah satu
aktivitas siswa saat proses pembelajaran, dengan mendengarkan guru menerangkan
dengan sebaik mungkin siswa mampu mencerna dan memahami apa saja materi yang disampaikan
guru. Saat pengamatan terlihat siswa sangat antusias sekali mendengarkan guru
yang sedang menerangkan karena guru Geografi yang mengajar suaranya sangat
lantang dan keras sampai kedengaran diluar kelas, dan memang diakui guru
Geografi ini sangat terkenal dengan suaranya yang lantang yang membuat siswa
senang belajar dengan guru Geografi ini, itu diuangkapkan siswa yang peneliti
wawancarai. Dilihat dari aktivitas membaca ketika diberi kesempatan membaca,
Membaca merupakan hal yang penting dilakukan saat proses pembelajaran, dengan
kata lain dengan membacalah kita bisa mendapatkan ilmu yang diberikan guru,
saat pengamatan siswa membaca buku atau LKS mengenai materi yang akan diajarkan
guru tersebut, dan siswa juga mengungkapkan bahwasanya dirumah siswa juga
sering membaca LKS yang dimiliki untuk dibaca. Dilihat dari aktivitas
mengacungkan tangan : Mengacungkan tangan merupakan salah satu aktivitas dalam
kelas saat proses pembelajaran, baik itu mengacungkan tangan saat guru
memberikan pertanyaan, mengeluarkan pendapat maupun saat bertanya materi
pelajaran yang kurang dimengerti. Pada saat pengamatan peneliti melihat bahwa
siswa-siswa tidak ada yang mengacungkan tangan saat guru menjawab pertanyaan,
mereka menjawab pertanyaan secara bersamaan tanpa mengacungkan tangan. Jadi
disimpulkan di kelas XI IS 1 ini aktivitas mengacungkan tangan sangat kurang
aktif sekali.Dilihat dari aktivitas memberikan jawaban saat diberi pertanyaan :
Menjawab merupakan salah satu respon siswa terhadap sejumlah kemampuan siswa pada
materi pelajaran yang telah disampaikan. Dengan berani dan mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru Geografi berarti ada keberhasilan antara
guru Geografi yang menyampaikan materi pelajaran dengan siswa yang menangkap
sejumlah materi yang disampaikan. Siswa yang biasa menjawab pertanyaan dari
guru Geografi dengan benar biasanya aktif ketika megikuti pelajaran dan suka
menyimak materi pelajaran dari awal sampai akhir ketika guru sedang menerangkan
materi pelajaran. Dilihat dari aktivitas bertanya ketika diberi kesempatan
bertanya : Keberanian bertanya merupakan modal utama bagi siswa untuk
menghindari ketidak tahuan permasalahan yang dihadapinya. Keberanian bertanya
akan tumbuh apabila guru yang bersangkutan mampu memotivasi para siswa untuk bertanya
dan sistem pengajaran yang diberikan oleh guru Geografi harus memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Bagi siswa yang rajin bertanya tentunya
akan mendapat pengetahuan dengan cepat dan akan lebih korektif terhadap
kekurangan yang ada pada dirinya. Pada diri siswa terdapat rasa ingin tahu
terhadap permasalahan-permasalahan yang dekat dengan lingkungannya. Dengan
dasar kemampuan yang dimilikinya siswa selalu ingin mengemukakan
gagasan-gagasan baru, sikap inilah yang dianggap sebagai aktivitas yang dapat
membantu kegiatan proses belajar mengajar yang dinamis dan harmonis. Di kelas
XI IS 1 aktivitas bertanya tidak ditemukan saat peneliti melakukan pengamatan,
disimpulkan aktivitas bertanya kurang aktif dilakukan, itu disebabkan kurangnya
kepercayaan diri siswa.
Kedua
: Dalam proses pembelajaran seorang guru harus mampu atau mempunyai strategi[1]strategi
untuk mengaktifkan siswanya, agar proses pembelajaran dalam kelas bisa bersifat
interaktif, dimana terlihat dari hasil pengamatan siswa-siswa kelas XI IS 1
aktivitasnya rendah, maka diperlukan strategi guru untuk mengaktifkan siswanya
: 1) Memberikan materi dengan semenarik mungkin, agar siswa mengerti apa yang
disampaikan guru, 2) Sering-sering memberikan contoh dari materi yang
disampaikan dengan kehidupan sehari-hari karena geografi merupakan mata
pelajaran yang menyangkut dengan lingkungan hidup, 3) Sering melakukan metode
diskusi, agar siswa bisa mengeluarkan pendapatnya, itu merupakan salah satu
cara mengaktifkan siswa dalam kelas, 4) Memberikan LKS(lembar kerja siswa),
agar siswa bisa sambil membaca apa yang disampaikan guru dalam kelas bisa
menambah wawasan siswa
Pembelajaran
merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang juga berperan dalam menentukan
keberhasilan siswa. Dari proses pembelajaran itu akan terjadi sebua kegiatan
timbal balik antara guru dengan siswa untuk menuju tujuan yang lebih baik. Oleh
karena itu, untuk melakukan sebuah pembelajaran, terlebih dahulu harus dipahami
pengertian dari kata pembelajaran. Proses pembelajaran adalah sebuah proses
yang di dalam nya terdapat interaksi antara guru dengan siswa dan komunikasi
timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
belajar. Dalam proses pembelajaran, Guru dan siswa merupakan dua komponen yang
tidak bias dipisahkan. Antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi
yang saling menunjang agar hasih belajar siswa dapat tercapai secara optimal.
Dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran adalah segala upaya Bersama antara
guru dengan murid untuk berbagi dan mengolah informasi, dengan harapan
pengetahuan yang diberikan bermanfaat dalam diri siswa dan menjadi landasan
belajar yang berkelanjutan, serta diharapkan adanya perubahan-perubahan yang
lebih baik untuk mencapai suatu peningkatan yang positif yang ditandai dengan
perubahan tingkah laku individu demi terciptanya proses belajar mengajar yang
efektif yang efisien. Sebuah proses pembelajaran yang baik akan membentuk
kemampuan intelektual, berfikir kritis dan munculnya kreatifitas secara
perubahan prilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau
pengalamannya.
Tujuan
pembelajaran sebenarnya adalah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara
yang dapat melatih kemampuan intelektual para siswa dan merangsang
keingintahuan serta memotivasi kemampuan mereka. Tujuan pembelajaran dibagi
menjadi 3 kategor yaitu: Kemampuan intelektual (kognitif), perkembangan moral
(afektif), keterampilan (psikomotorik).
1. Kognitif
Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individu mengenal dunia sekitar nya
yang meliputi perkembangan intelektual.
2. Afektif
Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, nilai-nilai yang disebut
juga perkembangan moral
3. Psikomotrik
Tujuan psikomotrik adalah menyangkut perkembangan keterampilan yang mengandung
unsur-unsur motorik sehingga siswa mengalami perkembangan yang maju dan
positif.
Tujuan
pembelajaran didalamnya terdapat rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus
di capai oleh siswa atau peserta didik setelah menyelesaikan kegiatan belajar
dalam proses pengajaran. Oleh karena itu tujuan pembelajaran yang disampaikan
guru harus bermanfaat bagi siswa dan sesuai dengan karakteristik siswa supaya
tujuan tersebut tercapai secara optimal. Agar segala kesepakatan dari awal yang
telah di sepakati tercapai sesuai apa yang diharapkan hal ini didasarkan
sebagai pendapat tentang makna tujuan pembelajaran, pengertian lain menyebutkan
bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan mengenai keterampilan atau konsep
yang di harapkan dapat di kuasai oleh peserta didik pada akhir priode
pembelajaran yang sesuai dengan arahan dan rangkaian aktivitas yang di lakukan
dalam proses pembelajaran yang dirumuskan dalam bentuk prilaku yang
spesifik,actual dan terukur sesuai yang di harapkan terjadi, dimiliki dan
dikuasai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran tertentu.
Jadi
kesimpulan yang bisa kita ambil setelaj mengetahui pengertian mengenai ketiga
hal tersebut kita bisa tau bahwasannya segala sesuatu yang ada diatas saling
berhubungan satu dengan yang lainnya yang mana jika salah satu saja hilang dari
salah satu diatas akan mengacaukan prosenya mencapai tujuan yang Ingin dicapai
sekolah atau lembaga pendidikan tersebut.
Referensi
Zamroni (2009). Panduan Teknis Pengembangan Kultur Sekolah, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Sulfemi,
Wahyu Bagja (2019) Model Pembelajaran
Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Media Miniatur Lingkungan Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar. Jakarta
Sagala,
syaiful. (2009).Konsep dan Makna
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta