Nama : Ikram Maulana
NIM : 11901181
Kelas : PAI 4/E
Makuk : Magang 1
Dosen
Pengampu : Ferninda Aditya, M.Pd
Kurikulum
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi wabarakatuh, Alhamdulillah pada kesempatan kali ini kita dapat
dipertemukan kembali oleh Tuhan yang maha esa yang mana atas karunianya lahkita
dapat bertemu di blog yang seadanya ini, nah teman-teman pada kesempatan kali ini
kita akan membahas hal yang berkaitan dengan lembaga pendidikan kembali yaitu
mengenai kurikulum yang mana seperti yang kita ketahui bahwasannya kurikulum
merupakan suatu elemen yang amat penting didalam sebuah lembaga pendidikan,
mengapa demikian?. Nah hal itulah yang akan kita bahas pada kesempatan kali
ini, karena mengetahui apa itu kurikulum hingga hal yang lebih dalam lagi
mengenai hal tersebut akan membuat kita semakin paham mengapa kurikulum
dibutuhkan didalam dunia pendidikan. Tapi sebelum itu kita harus mengetahui
juga latar belakang terbektuknya kurikulum tersebut. Baiklah agar tidak menghabiskan banyak waktu
langsung saja kita masuk kedalam pembahasannya.
A. Latar
Belakang Terbentuknya Kurikulum
Pembentukan suatu organisasi
yaitu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Begitu pula dengan salah satu
organisasi yang sangat besar seperti dunia persekolahan dalam tingkat nasional. Untuk
mencapai tujuan pendidikan maka harus dibuat rancangan untuk mencapai tujuan
tersebut agar dalam pelaksanaannya terorganisir dan terarah. Oleh karena itulah
kita mengenal yang namanya kurikulum. Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam
pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah bagi pihak-pihak yang
terkait. Selain sebagai pedoman, bagi siswa kurikulum memiliki enam
fungsi, yaitu: fungsi penyesuaian, fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi,
fungsi persiapan, fungsi pemilihan, dan fungsi diagnostik.
Kurikulum
dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni
mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di masyarakat. Makna dapat
hidup di masyarakat itu memiliki arti luas, yang bukan saja berhubungan
dengan kemampuan peserta didik untuk menginternalisasi nilai atau hidup sesuai
dengan norma-norma masyarakat akan tetapi juga pendidikan harus berisi tentang
pemberian pengalaman agar anak dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan
minat dan bakat mereka. Dengan demikian dalam sistem pendidikan kurikulum
merupakan komponen yang sangat penting, sebab di dalamnya bukan hanya
menyangkut tujuan dan arah pendidikan saja akan tetapi juga pengalaman belajar
yang harus dimilki setiap siswa serta bagaimana mengorganisasi pengalaman itu
sendiri.
Kedudukan kurikulum
ini sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.
Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam
perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa
dilakukan tanpa memahami konsep dasar dari kurikulum. Pada dasarnya
kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen.
Komponen-komponen kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat diidentifikasi dengan
cara mengkaji suatu kurikulum lembaga pendidikan itu.
Mengingat
pentingnya pemahaman menyeluruh konsep dasar dari kurikulum ini, maka penulis
tergerak untuk menyusunnya menjadi sebuah makalah yang khusus mengungkap
mengenai hal tersebut. Kiranya kehadiran makalah ini dapat sedikit membuka
wawasan para pembaca semua.
B. Pengertian
Kurikulum
Kata Kurikulum memiliki banyak arti
yang berbeda tergantung dari posisi seseorang dalam system pendidikan . Sebagai
contoh, seorang pembuat kurikulum akan melihatnya sebagai suatu rencana untuk
pengalaman kurikulum di sekolah ( yang
ideal); seorang guru akan melihatnya sebagai pemerintah atau orang yang
biasanya berada di luar ruang kelas yang mengatakan padanya unutk mengajar
(mempraktekkan);
seorang siswa akan melihatnya sebagai apa yang harus saya pelajari untuk lulus
sekolah atau madrasah (kenyataan) dan orang tua melihatnya sebagai apa yang
sebenarnya telah dipelajari oleh anak saya di sekolah (prestasi). Pihak lain
mungkin akan melihatnya sebagai buku atau materi unutk guru dan siswa.Istilah
kurikulum di gunakan pertama kali pada olahraga pada zaman Yunani kuno yang
berasal dari kata curir dan curer, yang artinya jarak yang harus
ditempuh oleh seorang atlit. Pada waktu itu , orang mengistilahkan dengan
tempat berpacu atau tempat berlari dari mulai start sampai finish. Istilah
Kurikulum kemudian digunakan dalam dunia pendidikan.
Dalam
dunia pendidikan, para ahli memiliki pandangan yang beragam tentang kurikulum.
Pengertian kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan praktik dan
teori pendidikan. Pengertian kurikulum yang ditinjau dari beberapa sudut
pandang :
1. Pengertian Kurikulum Secara Tradisional
Dalam
pandangan lama kurikulum dipandang sebagai kumpulan mata pelajaran yang
harus disampaikan oleh guru atau dipelajari oleh siswa. Pelajaran-pelajaran
materi apa yang harus ditempuh di sekolah madrasah, itulah kurikulum. Kurikulum
dalam arti sejumlah mata pelajaran ya hams ditempuh oleh murid, menurut
Oemar Hamalik, mempunyai implikasi bahwa mata pelajaran pada hakekatnya
adalah pengalaman masa lampau dan tujuan mempelajarinya adalah untuk memperoleh
ijazah.
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada pergeseran fungsi sekolah.
Seiring dengan perkembangan informasi dan teknologi sekolah tidak saja dituntut
untuk rnembekalai berbagai macam ilmu pengetahuan yang sangat cepat berkembang,
tetapi juga dituntut untuk dapat mengembangkan minat bakat, membentuk moral
kepribadian, bahkan berbagai macam ketrampilan yang dibutuhkan untuk memenhuni
dunia kerja. Pergeseran fungsi sekolah tersebut berdampak pada pergeseran
makna kurikulum, dimana kurikulum tidak lagi dipandang sebagai mata pelajaran
akan tetapi dianggap sebagai pengalaman belajar siswa. dijelaskan oleh William
F. Pinar da bukunya What is Curriculum Theory, yang menjelas bahwa kurikulum
pada saat mi adalah dimaknai sebagai pengalaman belajar. Pergeseran makna ini
disebab pengaruh humanisme, seni, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2.
Pengertian Kurikulum secara modern
Menurut S.Nasution kurikulum dapat
ditinjau sebagai berikut :
·
Kurikulum dapat dilihat sebagai produk
yakni sebagai hasil karya para pengembang kurikulum, biasanya dalam suatu
panitia. Hasilnya dituangkan dalam bentuk buku atau pedoman kurikulum, misalnya
berisisejumlah mata pelajaran yang harus diajarkan.
·
Kurikulum dapat pula dipandang sebagai
program,yakni alat yang dilakukan oleh sekolah atau madrasah untuk mencapai
tujuannya. ini dapat berupa mengajarkan berbagai mata pelajaran tetapi dapat
juga meliputi segala kegiatan yang dianggap dapat mempengaruhi perkembangan
siswa misalnya perkumpulan sekolah atau madrasah, pertandingan,pramuka, warung
sekolah atau madrasah dan lain-lain.
·
Kurikulum dapat pula dipandang sebagai
hal-hal yang diharapkan akan dipelajari siswa, yakni pengetahuan, sikap,
keterampilan tertentu. Apa yang diharapkan akan dipelajari tidak selalu sama
dengan apa yang benar-benar dipelajari.
·
Kurikulum sebagai pengalaman siswa.
Ketiga pandangan di atas berkenaan dengan perencanaan kurikulum sedangkan
pandangan ini mengenai apa yang secara aktual menjadi kenyataan pada tiap
siswa. Ada kemungkinan, bahwa apa yang diwujudkan pada diri anak berbeda dengan
apa yang diharapkan menurut rencana
Dan
beberapa definisi kurikulum yang telah disebutkan di atas bisa diambil
kesimpulan, bahwa kurikulum merupakan pengalaman peserta didik baik di sekolah
atau madrasah maupun di luar sekolah di bawah bimbingan sekolah. Kurikulum
tidak hanya terbatas pada mata pelajaran, tetapi meliputi segala sesuatu yang
dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik, dan bisa menentukan arah atau
mengantisipasi sesuatu yang akan terjadi. Dengan kata lain kurikulum haruslah menunjukkan
kepada apa yang sebenarnya haru dipelajari oleh peserta didik.
C. Fungsi
Kurikulum
Menurut Sutopo dan Soemanto
sebagaimana dikuti oleh Muhammad Joko Susilo kurikulum berfungsi:
·
Kurikulum dalam rangka mencapai tujuan.
Bila tujuan pendidikan yang diinginkan tidak tercapai orang cenderung meninjau
kembali alat yang digunaka untuk mencapai tujuan tersebut.
·
Bagi siswa kurikulum berfungsi sebagai
organisasi belajar yang harus dikuasai dan dikembangka seirama perkembangan
siswa.
·
Bagi guru, kurikulum berfungsi
a)
sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar
siswa.
b)
sebagai alat untuk mengadakan evaluasi perkembangan siswa
c)
sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan.
·
Bagi kepala sekolah dan pembiña
sekolah kurikulum berfungsi
a)
sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi, yaitu memperbaiki situasi
belajar.
b) sebagai pedoman untuk fungsi
supervisi dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar.
c)sebagai pedoman dalam fungsi supervisi
untuk membantu guru dalam memperbaiki situasi belajar.
d)
sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar.
·
Bagi orang tua murid, kurikulum.
berfungsi sebagai panduan untuk membantu anak.
·
Bagi sekolah pada tingkatan di atasnya,
kurikulum berfungsi sebagai pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan
dan penyiapan tenaga guru.
·
Bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah,
kurikulum berfungsi dalam memberikan bantuan guru dalam memperlancar
pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan kerja sama dengan pihak orang
tua/masyarakat untuk menyempurnakan program pendidikan di sekolah agar bisa
lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.
D. Peranan
Kurikulum
Kurikulum
bagi program pendidikan dimana sekolah sebagai institusi social melaksanakan
oprerasinya, paling tidak dapat ditentukan 3 jenis kurikulum :
·
Peranan Konservatif Menekankan bahwa
kurikulum itu dapat dijadikan sebagai sarana untuk mentramisikan nilai-nilai
warisan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini bagi
generasi muda.
·
Peranan Kritis dan evaluative
Perkembangan ilmu pengetahuan dan aspek-aspek lainnya senantiasa terjadi setiap
saat. Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan
sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan.
·
Peranan Aktif Peranan ini dilatar
belakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam
masyarakat senantiasa mengalami perubahan. Sehingga pewarisan dan nilai-nilai
budaya masa lalu.kepada siswa perlu disesuaikan dengan masa sekarang.
E. Tujuan
Kurikulum
Tujuan kurikulum pada dasarnya
merupakan tujuan setiap program pendidikan yang diberikan kepada anak didik,
Karena kurikulum merupakan alat antuk mencapai tujuan, maka kurikulum harus
dijabarkan dari tujuan umum pendidikan.
Dalam
sistem pendidikan di Indonesia tujuan pendidikan bersumber kepada falsafah
Bangsa Indonesia. Di Indonesia ada 4 tujuan utama yang secara hirarki sebagai
baerikut:
a. Tujuan Nasional
Dalam
Undang-undang No. 2 tahun 1980 tentang sistem Pendidikan Nasional rumusan
tujuan pendidikan nasional disebutkan Pendidikan Nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Kesehatan asmani
dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tariggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Dari tujuan nasional kemudian dijabarkan ke
dalam tujuan insitusional/ lembaga, tujuan kurikuler, sampai kepada tujuan
insfruksional dengan penjabaran sebagai berikut:
b.
TujuanIntitusional
Tujuan
institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan,
umpamanya MI. MTs, MA, SD, SMP, SMA, dan sebagainya. Artinya apa yang harus
dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan tersebut, Sebagai
contoh, kemampuan apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga
pendidikan iersebut. Sebagai contoh, kemampuan apa yang diharapkan dimiliki
oleh anak yang tamat MI, MTs, atau Madrasah Aliyah. Rumusan tujuan
institusional harus merupakan penjabaran dan tujuan umum (riasional), harus
memiliki kesinambungan antara satu jenjang pendidikan tinggi dengan jenjang
Iainnya (MI, MTs, dan MA sampal ke IAIN/ perguruan tinggi). Tujuan
institusional juga harus memperhatikan fungsi dan karakter dari lembaga
pendidikannya, seperti lembaga pendidikan umum, pendidikan guru dan sebagainya.
c.
Tujuan Kurikuler
Tujuan
kurikuler adalah penjabaran dan tujuan kelembagaan pendidikan (tujuan
institusiorial). Tujuan kurikuler adalah tujuan di bidang studi atau mata
pelajaran sehingga mencerminkan hakikat keilmuan yang ada di dalamnya. Secara
oerasional adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik
setelah mempelajari suatu mata pelajaran atau bidang studi tersebut.
d.
Tujuan Instruksional
Tujuan
instruksional dijabarkan dari tujuan kurikuler. Tujuan ini adalah tujuan yang
langsung dihadapkan kepada anak didik sebab hrus dicapai oIeh mereka setelah
menempuh proses belajar-mengajar. Oleh karena itu tujuan instruksional
dirumuskan sebagai kemampuan-kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh anak
didik setelah mereka menyelesaikan proses belajar-mengajar. Ada dua jenis
tujuan institusional, yaitu tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan
instruksional khusus (TIK). Perbedaan kedua tujuan tersebut terletak dalam hal
kemampuan yang diharapkan dikuasai anak didik. Pada TIU sifatnya lebih luas dan
mendalam, sedangkan TIK lebih terbatas dan harus dapat diukur pada saat
berlangsungnya proses belajar-mengajar. Dengan demikian TIK harus lebih
operasional dan mudah dilakukan pengukuran.
Kesimpulan
Meskipun banyak definisi kurikulum yang satu dengan yang lain
saling berbeda, dikarenakan dasar filsafat yang dianut oleh para penulis
berbeda-beda. Walaupun demikian ada kesamaan satu fungsi, yaitu bahwa kurikulum
adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum mengandung sekian
banyak unsur konstruktif supaya pembelajaran berjalan dengan optimal. Sejumlah
pakar kurikulum berpendapat bahwa jantung pendidikan berada pada kurikulum.
Baik dan buruknya hasil pendidikan ditentukan oleh kurikulum, apakah mampu
membangun kesadaran kritis terhadap peserta didik ataukah tidak. Dengan
demikian, kurikulum memegang peran penting bagi keberhasilan sebuah pendidikan
dan bagi peserta didik.
Referensi
http://www.idsejarah .
net/2014/01/fungsi-dan-peranan-kurikulum.html
Harun Asrohah,Anas Amin Alamsyah, Pengembangan Kurikulum, kopertaisIV
Press, Surabaya 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar